Selasa, 25 Juni 2019

Kutipan Novel Surkumur, Mudukur, dan Plekenyun - Arswendo Atmowiloto

Kutipan Novel Surkumur, Mudukur, dan Plekenyun (Menghitung Hari II)- Arswendo Atmowiloto


 Cintailah istrimu atau suamimu sebagaimana adanya, pun andai dia lebih dulu mencintaimu
 Sedia paying sebelum hujan, adalah pepatah yyang bersal dari sebuah perkiraan. Makanya, jangan merasa bersalah dengan mengira-ngira.
 Berdoa adalah tindakan yang tidak menyusahkan orang lain. Tak perlu pengawal dan tak perlu izin.
 Kesibukan yang tak pernah memelahkan adalah berdoa, pun kalau kta berdoa untuk orang lain.
 Yang terbaik bukanlah menerima kesan, tapi membuktikan. Tapi mungkin tetap yang lebih baik lagi, tak perlu berhubungan dengan polisi.
 Rezeki bias datang darimana saja, juga bias tersalur lewat siapa saja.
 Dengan memakai bebrapa nama, seseorang mungkin tak pernah mengenal dirinya.
 Seorang ibu adalah kodrat manusia, yang tak pernah luntur karena alasan apapun juga.
 Selain timbangan, alat pengukur berat yang dianggap tepat adalah mata.
 Bahagialah yang lupa karena dia mempunyai kesempatan untuk mengulanginya.
 Pekerjaan yang paling melelahkan dan menjengkelkan adalah tidak bekerja.
 Berjanjilah untuk tidak mendengar janji yang diucapkan bibir dan didengar telinga.
 Modal dari setiap janji Cuma satu, percaya. Ini berlaku untuk segala hal.
 Taka da gunanya berusaha membunuh waktu. Sebab belum pernah terbukti sukses, sampai sekarang belum ada kuburan waktu.
 Adakah yang betul-betul setia pada diri kita?. Rasa-rasanya hanya bayangan tubuh yang begitu setia menyertai, meskipun dalam gelap bayangan tak kelihatan.
 Jangan Tanya orang yang kesusahan, tapi jawablah kesusahan orang itu.
 Sesungguhnya mereka yang berteriak, yang memaki, masih lebih memiliki harapan, walaupun salah. Karena kalau sudha benar-benar merasa kalah, berteriak pun ogah.
 Kebebasan lebih mahal dari logika.
 Kalau kita tidak mau boros, barangkali kebutuhan kita telah tercukupi dari setengah yang kita gunakan saat ini.
 Kearifan dan kebijaksanaan seseorang hanya ditentukan oleh apa yang diucapkan, melainkan apa dan bagaimana serta siapa pendengarnya.
 Dalam setiap kegembiraan atau keseuskesan, selain ada yang dikorbankan, keseimbangan kepentingan pastilah bernama kesempurnaan.
 Setiap ucapan terimakasih sebenarnya akan bias melahirkan ratusan terimakasih yang lain.
 Kalau kita bias mensyukuri rasa kasihan dari sesama, kita juga bias bersyukur untuk yang lebih dari itu.
 Bagi sebagian orang, kenyataan hari ini lebih baik dari hari esok yang penuh harapan.
 Keindahan sudah terasakan jauh sebelum biss terucapkan.
 Kesulitan mencari sahabat tingkatannya lebih berat daripada kesulitan mencari pekerjaan.
 Persahabatan bisa datang dari pekerjaan, tapi pekerjaan belum tentu bisa datang dari persahabatan.
 Carilah dahulu persahabatan yang sejati dan semua akan menjadi cukup karenanya.
 Ketakutan adalah bagian dari disiplin.
 Persamaan nasib membuat kita setia satu sama lain.
 Menjadi merasa asing terhadap kehidupan yang pelan-pelan sudah demikian kenyang dihafal.
 Separuh terasing sebenarnya dua kali terasingkan dari dua dunia yang dikenali secara utuh.
More...