Minggu, 06 Maret 2011

Meningkatkan Kualitas SDM Indonesia dengan menyeimbangkan1Q, EQ dan SQ

Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya makalah yang berjudul Peningkatan Kualitas SDM dengan Pembangunan IQ, EQ, SQ ini dapat kami selesaikan tepat waktu.
Saya mengambil bahasan ini karena saya melihat kualitas sumber daya manusia yang kita miliki masih memprihatinkan. Padahal kita memiliki kekayaan alam yang melimpah yang apabila dimanfaatkan dengan baik dan benar akan membuat perekonomian kita membaik dari keterpurukan.

Dengan adanya makalah ini saya berharap dapat memberikan sedikit sumbangan kepada para masyarakat Indonesia khususnya generasi muda untuk termotivasi menjadi pribadi yang lebih baik . Sehingga dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia maka meningkat pula sejahtera Indonesia.
Tiada gading yang tak retak, seperti itu pula makalah ini . Tentu masih ada kekurangan . Mka saya berharap dari para pembaca untu memberikan saran untuk perbaikan makalah ini.



Penulis





Meningkatan Kualitas SDM Indonesia dengan Menyeimbankan IQ, EQ, dan SQ
BAB 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kekayaan. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melmpah dan sumber daya manusia yang banyak. Tetapi kekayaan initidak membuat Indonesia sejahtera dan terlepas dari berbagai krisis . Hal ini membuktikan bahma SDM yang banyak dan SDA yang banyak tidak cukupuntu membawa sebuah bangsa untuk maju tetapi juga diperlukan SDM yang berkualitas. Lalu bagimana SDM yang berkualitas itu? Apakah ditentukan oleh IQ yang tinggi? Memang salah satunya ditentukan oleh IQ SDM itu sendiri. Tetapi IQ saja tidak cukup , ada kecerdasan lain yang sangat mendukung yaitu kecerdasan emosional (IQ) dan kecerdasam spiritual (SQ). SDM yang berkualitas secara IQ saja tidak cukup, karena IQ yang tinggi bisa saja maenjadi orang yang malah mempergunakan kepintarannya itu untuk kepentingan diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan orang lain, maka disinilah perlu adanya kecerdasan emosi (IQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).


B. Rumusan masalah

1. Bagaimana kualitas sumber daya manusia di Indonesia saat ini?
2. Mengapa kualitas sumber daya manusia Indonesia masih terpuruk?
3. Mangapa perlunya pembangunan IQ, EQ, dan SQ untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia?
4. Apa itu sebenarnya IQ, EQ, dan SQ?
5. Apakah IQ, EQ dan SQ dapat ditingkatkan?
6. Bagaimana solusi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia?


C. Tujuan

1. Menjelaskan keadaan Indonesia dilihat dari kualitas sumber daya manusianya.
2. Menjelaskan mengapa kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih terpuruk.
3. Menjelaskan mengapa perlunya pembangunan kualitas sumber daya manusia berdasarkan IQ, EQ, dan SQ.
4. Menjelaskan pengertian IQ, EQ, dan SQ.
5. Menjelaskan apakah IQ, EQ dan SQ itu dapat berubah.
6. Memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah kualitas sumber daya manusia di Indonesia dilihat dari segi pendidikan.



BAB II
Pembahasan
A. Kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kekayaan alam baik dari daratan maupun dari lautan. Seharusnya kekayaan alam yang melimpah ini apabila dapat dimanfaatkan dengan baik dan benar dapat memberikan tambahan terhadap sektor perekonomin negara kita sehingga membawa maju negara kita tercinta ini. Tetapi pada kenyataannya, apa yan terjadi?. Indonesia pada saat ini masih mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan, bahkan tersangkut hutang luar negeri yang sangat besar. Mengapa hal ini bisa terjadi? Padahal selain kekayan alam yang berlimpah, Indonesia juga mempunyai SDM yang banyak . Hal ini membuktikan kekayaan alam suatu bangsa tidak akan membuat bangsa itu lebih maju apabila SDM itu sendiri tidak mempunyai kualitas yang baik. Jadi SDM yang berkualitas sangat diperlukan. Kualitas SDM Indonesia masih terpuruk dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara, bahkan dibawah Vietnam yang baru stabil kondisi politik dalam negri tahun terakhir akibat perang saudara. Hal ini dikatakan Ketua Badan Kordinasi Keluarga Berancana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief dalam acara Silaturahim dan Muzakarah Ulama se-Pulau Lombok di Selong, Ibu Kota Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Minggu (9/12). Merujuk data ESCAP Population Data Sheet tahun 2006, Sugiri mengatakan, sebanyak 35,29 persen rakyat Indonesia tidak tamat sekolah dasar, 34,22 persen tamat SD, dan hanya 13 persen yang tamat SLTP. Data itu menempatkan IPM Indonesia pada urutan ketujuh dari 11 negara Asia Tenggara, atau rangking 108 dari 177 negara. Vietnam yang baru terbebas dari pergolakan di dalam negeri, IPM-nya peringkat kelima di Asean atau ke-108 dunia.
Bukan itu saja masalah kualitas SDM yang tengah dihadapi Indonesia , tetapi Indonesia juga sedang mengalami krisis moral yang amat tajam. Hampir setiap hari kita dengar berita-berita pembunuhan, perampokan, dan tindak kejahatan lain yang merupakan tanda dari berkurangnya nilai kemanusiaan dan kurangnya pengendalian emosi dari diri manusia.


B. Penyebab Masalah yang Terjadi pada SDM Indonesia

Kondisi sumber daya manusia kita cendrung rendah, hal ini tentu berkaitan dengan kondisi dunia pendidikan. Pendidikan yang semakin mahal menyebabkan anak putus sekolah, walaupun di negeri kita ada sebagian sekolah dasar dan sekolah lanjutan tengah pertama yang bebas dari biaya. Tetapi ada anak yang tidak bisa melanjutkan kejenjang selanjutnya karena tersangkut masalah biaya. Hal ini menyebabkan masih ada anak Indonesia yang mengecap pendididkan seadanya. Disisi lain pendidikan kita cendrung hanya bersifat akademis, yang hanya memperhitungkan kecerdasan intelektual denag kurang memperhatikan kecerdasan emosional dan kecerdasan spirirual. Sehingga terjadi spilit personality. Tidak ada keseimbangan antara akal dan batin yang menjunjung tinggi nilai keTuhanan yang menyebabkan tidak adanya integrasi antara otak dan hati. Dari tingkat SD sampai perguruan tinggi pendidikan kita jarang sekali memberikan bobot kepada masalah kecerdasann emosi yang mengajarkan tentang integritas, kejujuran, komitmen, visi, kreativitas, ketahanan mental kebijaksanan, keadilan, prinsip-prinsip kepercayan, pengasaan diri atau sinergi. Akibatnya seperti yang terjadi, mencuatnya kasua kecurangan dalan ujian nasional, kasus tawuran antar siswa, meningkatnya jumlah pemakaian narkoba, meningkatnya kasua aborsi, dan tindak kriminal lainnya yang melibatkan pelajar. Akibat system pendidikan sekarang wajar saja menghasilkan output yang kurang bisa dihandalkan, atau pun bisa diandalkan dari segi intelektual tetapi kurang dari segi moralitas.

C. Perlunya IQ, EQ, dan SQ dalam Meningkatkan Kualitas SDM Indonesia

Untuk membangun sebuah bangsa yang maju sangat diperlukan SDM yang berkualitas secara IQ, EQ, dan SQ. Mengapa kecerdasan itu diperlukan? Mengapa tidak hanya IQ?saja? Hal ini disebabkan karena IQ yang tinggi saja tidak cukup, orang yang mempun yai IQ tinggi tetapi tidak didukung dengan kecerdasan emosional maka tidak akna menghasilkan SDM yang berkualitas unggul. Sedangkan SDM yang unggul sangat diperlukan Indonesia untuk membangun bangsa ini sehingga dapat membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi dan hutang luar negeri yang sedang melilit bangsa ini. Untuk bangkit dari krisis, kita bisa belajar dari kehancuran Jepang pasca perang dunia II. Hanya 10 tahun setelah pemboman Hirosima dan Nagasaki, Jepang bisa bangkit kembali menjadi bangsa yang maju. Robert N. Bellah yang meneliti kebangkitan Negara Matahari Terbit itu mengatakan bahwa bangsa Jepang bangkit karena telah menerapkan nilai-nilai Bushido yang ada dalam spirit Tokugawa. Tokugawa terkandung unsur-unsur etika seperti kejujuran, kedisplinan, bekerja keras, menjunjung tinggi kinerja, menghargai waktu, dan menghargai nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa IQ saja tidak cukup untuk membangun suatu bangsa untuk menjadi lebih maju tettapi diperlukan juga EQ dan SQ. Kecerdasan intelektual yang tidak diiringi dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual tampaknya hanya akan menghasilkan kerusakan dan kehancuran bagi kehidupan dirinya maaupun umat manusia. Seperti oarang yang melakukamn korupsi, orang yang melakukan korupsi mungakin saja mempunyai IQ yang tinggi tetapi karena mempunyai EQ dan SQ yang rensdah maka ia menyalahgunakan kecerdasan intelektual untuk kepentingan dirinya sendiri denang mengabaikan kepentingan orang banyak.
IQ dan EQ saja pun tidak cukup, tetapi perlu dilengkapi dengan kesadaran akan nilai-nilai yang hakiki yaitu SQ. Krisis moneter, bencana alam yang terjadi dalm lima tahun terakhir ini, termasuk tsunami yang melanda Aceh dan Sumatra Utara maupun di negara lainnya, membawa manusia kepada suatu kenyataan bahwa walaupun dengan kemajuan teknologi yang maha canggih dan berkembangnya peradapan sebagai manusia modern yang telah menikmati berbagai kemudahan, serba ada dan instan namun di sisi lain ada yang hilang dalam diri manusia. Manusia angkuh, merasa percaya diri bisa melakukan apa yang diinginkan nya, namun saat alam dengan kehendak-Nya menyajikan bencana, betapa kita tak berdaya. Terasa kekeringan secara spiritual telah membuat diri manusia lupa pada suatu hal dimana sebagai manusia sesungguhnya, kita perlu cerdas secara spiritual. Tiga kecerdasan ini tidak dapat dipisahakan karena orang yang hanya memiliki spiritual (SQ) tinggi, namun rendah dalam nilai-nilai intelek¬tual sehingga akhir¬nya kalah dalam percaturan ekonomi, sosial dan iptek. Pencapaian kualitas manusia ideal yang proporsional adalah manusia unggul yang cerdas secara intelektual, emosi, serta spiritual. Perlu diakui bahwa IQ, EQ dan SQ adalah perangkat yang bekerja dalam satu kesatuan sistem yang saling terkait (interconnected) di dalam diri kita, sehingga tak mungkin juga kita pisah-pisahkan fungsinya. Berhubungan dengan orang lain tetap membutuhkan otak dan keyakinan sama halnya dengan keyakinan yang tetap membutuhkan otak dan perasaan.


D. Apa itu Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ), danKecerdasan Spiritual (SQ)

Sebelum kita membahas kecerdasan intelektual(IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ). Kita akan membahas apa itu kecerdasan . Kata kecerdasan itu adalah terjemahan dari bahasa Inggris intellgensi dan bahasa Arab al dzaka. Secar leksikal kata ini berarti pemahaman , kecepatan dan kesempurnaan terhadap sesuatu yaitu kemampuan dalam memahami sesuatu secara cepat dan sempurna. Dan menurut Kamus Psikologi, seperti yang dikutip Abdul Mujib kecerdasan dapat dirumuskan dari beberapa definisi, yaitu: 1) kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektip. 2) kemampuan menggunakn kuonsep asbrak secara efektip, yang meliputi empat unsure ses[ertyio memahami, berpendapat, mengontrol dan mengeritik, dan 3) kemampuan memahami pertalian-prertalian (sesuatu) dan belajar dengan cepat sekali .
Semula kecerdasan hanya berkaitan dengan kemampuan individu yang bertautan dengan aspek kognitif atau kecerdasan intelektual (IQ), tetapi pada perkembangamn selanjutnya disadari ada kecerdasan lain yang sangat berberan dalam keberhasilan seseorang yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan yang berhubugan dengan fitrah manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yaitu kecerdasan spiritual (SQ).

1. Kecerdasan Intelektual (IQ)
Kecerdasan intelektual pertama kali dipelopori oleh Sir Prancis Galton tahun 1869 dan kemudian disempurnakan ole Alfret Binet , ahli psikologi dari prancis pada awal abad 20-an. Kemudian Lewis Terman dari Universitas Stanford berusaha melakukan tes IQ yang dikembangkan Binet dengan mempertimbangkan norma-norm apopulasi sehingga selanjutnnya dikenal dengan tes Stanford- Binet . Kecerdasan intelektual berhubungan dengan stategi dalam pemecahan masalah dengan menggunakna logika. Kecerdasan ini juga disebut kecerdasan rasional karena menggunakan rasio dalm memecahkan masalah. Tingkat kecerdasan umumnya dapat diukur melalui penilaian terhadap daya ingat , daya nalar, perbendaharan kata dam pemecahan masalah. Disamping penilaian juga ada faktor-faktor yang menentuakan kecerdasan intelektual seperti; mudah dalam mempergunakan bilangan, baik ingatan, mudah menangkap hubungn-hubungan percakapan , tajam penglihatan , mudah menarik kesimpulan dari data yang ada, cepat mengamati dan cakap dalam memecahkan masalah. David Wechler ( dalam Staff IQ, EQ) Intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional. Dapat disimpulkan bahwa IQ adalah kemampuan mental yangmelibatkan proses berpikir secara rasional. Keunggulan IQ adalah akurat, tepat dan dapat dipercaya. Namun pemikiran yang melandasi sainsNewton ini bersifat linear deterministic (jika A pasti B). Melalui tes IQ tingkat kecedasan seseorang dapat diketahui dan dibandingkan dengan orang lain.
Selama bertahun-tahun IQ telah diyakini menjadi ukuran standar kecerdasan. Hal ini sering terlihat dari dunia akademik , dunia militer (system rekrutmen dan promosi personil militer). Namun sejalan dengan tantangan dan suasana kehidupan modern yang serba kompleks, ukuran standar IQ ini memicu perdebatan sengit dan sekaligus menggairahkan di kalangan akademisi, pendidik, praktisi bisnis dan bahkan publik awam, terutama apabila dihubungkan dengan tingkat kesuksesan atau prestasi hidup seseorang. Berdasarkan perkembangannya muncullah kecerdasan lain yang dikenal dengan EQ.

2. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosi dipopulerkan oleh Daniel Golemen pada pertengahan tahun 1990-an dengan menunjukkan bukti empiris bahwa orang yang IQ tinggi tidak menjamin untuk sukses. Sebaliknya orang yang nenpunyai IQ yang rta-rata bisa lebih sukses. Ia mengatakn perbedan ini sering kali terletak pada kemampuan lain seperti kecerdasan emosional . Dlam bukunya yang berjudul Emotional Intelellgensi (1994) menyatakn bahwa kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya berkisar 20 % dan sisanya 80% ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut kecerdasan Emosional. Dan menurut dia “ kecerdasan emosional adalah kmampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dengan orang lain. Cooper & Sawaf (199 berpendapat bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya serta kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi.Peter Salovey dan Jack Mayer (dalam Stein & Book, 2002) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual.
Jadi dari beberapa pendapat pakar diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan perasaan, dimana orang yang mempunyai kecerdaan emosional ia dapat mengendalikan perasaannya sendiri, dapat memahami perasaan oarang lain dan dapat membangkitkan semangatnya sendiri bila ia terjatuh .
Kecerdasan Emosi ini dapat berinteraksi dengan pengalaman dan dapat terus berkembang pengalaman dan eksperimen . EQ dapat mempelajari cara baru melalui proses pengalaman yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan juga jenis pemikiran yang dapat mengenali nuansa dan ambiguitas. Kelemahan kecerdasan ini adalah l;ambat dalm belajar, tidak akurat, dan cendrung terikat dengan kebiasaan atau pengalaman (Zohar & Marsall, 2001).. Kecerdasan emosi ini dapat berubah dan dikembangkan. Kecerdasan ini dipengaruhi lingkungan. Anak yang mempunyai kecerdasan emosi yang rendah bisa berkembang lebih baik jika lingkungan masa kecil atau remaja dan pengalaman yang ia peroleh masa kecilnya baik. Pengaruh lingkungan ini datang dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Sebaliknya anak yang mempunyai emosi bawaan yang tinggi tetapi berada pada lingkungan yang kurang bersahabat dan mendapat pengalaman yang tidak baik maka bisa saja kecerdasan emosinya menurun. Pada dasarnya kecerdasan emosi ini dapat berubah, tergantung dari motivasi dalam dirinya, yang jelas sedikit banyaknya terpengaruh dari lingkungan. Tetapi kecerdasan emosional lebih hanya membahas hubungan manusia dengan manusia lainnya. Pada dasarnya ada kecerdasan lain yang yang yang melingkupi kesadaran akan makna nilai yang lebih hakiki, yang menyentuh persoalan inti kehidupan yang menyangkut fitrah manusia ssebagai mahluk Tuhan. Inilah yang kemudian yang dikenal dengan kecerdasan spiritual (SQ).

3.Kecerdasan Spiritual (SQ)

Kecerdasan Spiritual (SQ) dipelopori oleh Dnah Zohar bersana suaminya Ian Marsall. Zohar & Marshall (2001) merumuskan kecerdasan spiritual (berpikir unitif) sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Kecerdasan spiritual adalah sesuatu yang dipakai untuk mengembangkan kemampuan dan kerinduan akan makna, visi, dan nilai. Mendasari hal-hal yang dipercaya dan peran yang dimainkan oleh kepercayaan maupun nilai-nilai dalam tindakan yang akan diambil. SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia. Indikasi-indikasi kecerdasan spiritual ini adalah kemampuan untuk menghayati nilai dan makna-makna, memiliki kesadaran diri, fleksibel dan adaptif, cenderung untuk memandang segala sesuatu secara holistik, serta berkecenderungan untuk mencari jawaban-jawaban fundamental atas situasi-situasi hidupnya. Menurut Ari Ginanjar (2001) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kemampuan manusia yang berkenaan dengan usaha memberikan penghayatan bagaimana agar hidup ini lebih bermakna. Orang yang ber SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif. Kecerdasan spiritual memungkinkan orang untuk lebih kreatif untuk mengubah aturan dan situasi.

F. Cara Meningkatkan IQ, EQ dan SQ.

Daniel Golemen mengatakan bahwa kemampuan murni kognitif relatif dapat berubah, kecakapan emosi dapat dipelajari kapan saja. Tidak peduli oarng yang tidak peka, [pemalu, pemarah, kikuk. Untuk meningkatkan kecerdasan emosi itu seseorang harus mempunyai kesadaran untuk berubah. Pada intinya EQ dan SQ seseorang itu dapat berubahdan berkembang menjadi lebih baik tergantung motivasi dalam diri seseorang untuk berubah. EQ dan SQ juga dipengaruhi oleh lingkungan baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Adapun yang dapat kita lakukan untuk dapat mengembangkan potensi kecerdasan yang kita miliki, yaitu:
1. Sebagai pribadi, salah satu tugas besar kita dalam hidup ini adalah berusaha mengembangkan segenap potensi (fitrah) kemanusian yang kita miliki, melalui upaya belajar (learning to do, learning to know (IQ), learning to be (SQ), dan learning to live together (EQ), serta berusaha untuk memperbaiki kualitas diri-pribadi secara terus-menerus, hingga pada akhirnya dapat diperoleh aktualisasi diri dan prestasi hidup yang sesungguhnya (real achievement).
2. Sebagai orang tua kita berusaha mendidik anak kita tentang kecerdasan emosi dan kecerdasn spiritual, memberikan teladan yang baik mengenai cara pengungkapan emosi yang baik, tidak mengabaikan emosi anak, memberi kritikan dengan bijaksana sehingga dapat membangun kecerdasan emosinya. Perlu diingat merusak kecerdasan emosi anak lebih mudah dibandingkan membangunnya kembali. Dan menanamkan nilai moral dan pengembangan aspek spiritual akan berdampak lebih tinggi bila ditanamkan sejak kecil.
3. Sebagai pendidik (calon pendidik), dalam mewujudkan diri sebagai pendidik yang profesional dan bermakna, tugas kemanusiaan kita adalah berusaha membelajarkan para peserta didik untuk dapat mengembangkan segenap potensi (fitrah) kemanusian yang dimilikinya, melalui pendekatan dan proses pembelajaran yang bermakna (Meaningful Learning) (SQ), menyenangkan (Joyful Learning) (EQ) dan menantang atau problematis (problematical Learning) (IQ), sehingga pada gilirannya dapat dihasilkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

F. Cara Meningkatkan Kualitas SDM Indonesia

Kualitas SDM Indonesia masih terrpuruk. Kualitas SDM suatu bangsa berkaitan erat dengan kondisi pendidikan. SDM kita masih terpuruk ini karena kualitas pendidikan kita yang masih perlu diperbaiki. Beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah melalui segi agar kondisi SDM kita membaik:
1. Memberikan kemudahan untuk anak bangsa dalam memperoleh pendidikan yang tinggi dengan meringankan biaya pendidikan. ahalnya biaya pendidikan baik di SLTA maupun Perguruan tinggi menyebabkanada anak Indonesia yang masih mengecap pendidikan yang seadanya.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah perlu menerapkan pendidikan yang menyeimbangkan antara IQ, EQ, dan SQ. Sehingga menghasilkan generasi muda yang berkualitas unggul, yang mempunyai kecerdasan intelektual, moral dan agama.



BAB III
KESIMPULAN

1. Kualitas SDM Indonesia masih terpuruk dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara
2. Salah satu cara meningkatkan kualitas SDM dengan membangun IQ, EQ
3. Ada tiga kecerdasan yang perlu ditingkatkan yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ)
4. Kecerdasan intelektual berhubungan dengan stategi dalam pemecahan masalah dengan menggunakna logika.
5. Kecerdasan emosional adalah kmampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dengan orang lain.
6. Kecerdasan spiritual sebagai kemampuan manusia yang berkenaan dengan usaha memberikan penghayatan bagaimana agar hidup ini lebih bermakna.
7. IQ relatif tidak berubah sedangkan EQ dan SQ masih dapat berubah dan dikembangkan.
8. Pemerintah dapat memperbaiki kualitas SDM salah satunya dengan cara memperbaiki kondisi pendidikan Indonesia.








DAFTAR PUSTAKA

Agustian , Ginanjar Ary. 2001. Rahasia Sukses Membangun kecerdasan Emosi dan Spiritual Berdasarkan 6 RukunIman dan 5 Rukun Islam.Jakarta: Arga

No name, 2005, Kecerdasan Spiritual Memadukan Semua Manusia.(http// poltarhr.com. diakses tanggal 12 Mei 2009)

No name, 2006, Nasib Pendidikan Een Natie Van Koeli.(http// google diakses tanggal 13 Mei 2009)

No name, 2007, Kualitas SDM Indonesia Masih terpuruk(http//google diakses tanggal 13 Mei 2009)

No name, 2008, IQ, EQ, SQ. . (http// google diakses tanggal 13 Mei 2009)

No name, 2009, Reorientasi Tujuan Pendidikan. (http// google diakses tanggal 13 Mei 2009)

No name, 2009, Pendidikan yang Membangkitkan. (http// google diakses tanggal 13 Mei 2009)

Sudrajat, 2008.Ahmad, IQ, EQ, dan SQ. dari Kecerdasan Tunggal ke Kecerdasan Majemuk.(http//AHMAD Sudrajat WordPress.com diakses tanggal 13 Mei 2009)

Virision, Full, View, 2008, Selayang Pandang IQ, EQ, dan SQ (http//google diakses tanggal 13 Mei 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar