Selasa, 18 Januari 2011

AIK V : Pembaharuan dalam dunia Islam

BAB I
PENDAHULUAN

Modernisasi mengandung pengertian pemikiran, aliran, gerakan, dan usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-institusi lama dan sebagainya. Agar semua itu dapat disesuaikan dengan pendapat-pendapat dan keadan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern.
Namun bukan berarti pembaharuan mengubah isi Al-Quran dan Hadits. Mulai abad pertengahan merupakan abad gemilang bagi umat Islam.


Lahirnya gerakan-gerakan pembaharuan atau reformasi dalam Islam mulai muncul terutama pada zaman dinasti Umayyah, yang melahirkan bermacam aksi dan protes sosial politik. Salah satu reaksi terhadap ketidak-adilan sosial dan degenerasi moral pada waktu itu adalah gerakan sufi yang mencoba menangkap kedalaman dan spiritualitas Islam.
Munculnya ide pembaharuan setelah dua setengah abad sepeninggalan Nabi Muhammad SAW dipelopori oleh Ibnu Taimiyah dianggap sebagai bapak Tajdid (Pembaharuan) yang melalukan kritik tajam terhadap teologi Asya’ari yang cenderung pasrah terhadap kehendak Tuhan. Kritik Ibnu Taimiyyah dibarengi dengan seruannya agar umat Islam kembali kepada Qur’an dan Sunnah dan memahami kembali kedua sumber itu dengan alasan ijtihad.
Untuk lebih jelasnya pemakalah akan membahas mengenai apa pengertian pembaharuan dan apa saja yang melatarbelakangi lahirnya pembaharuan pemikiran dalam Islam.






BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembaharuan dalam Dunia Islam
1. Pembaharuan dapat dianalogikan dengan “modernisme”, karena istilah ini mengandung arti pikiran, aliran, gerakan, dan usaha mengubah paham-paham, adat-istiadat, institusi lama, dan sebagainya unutk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
2. Revivalisasi. Menurut paham ini, “pembaharuan adalah “membangkitkan” kembali Islam yang “murni” sebagaimana pernah dipraktekkan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan kaum Salaf.
3. Kebangkitan Kembali ( Resugence ) Dalam kamus Oxford, resurgence didefinisikan sebagai “kegiatan yang muncul kembali” (the act of rising again ). Jejak hidup nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam dan para pengikutnya memberikan pengaruh besar terhadap pemikiran orang-orang yang menaruh perhatian pada jalan hidup Islam saat ini.

B. Latar Belakang Pembaharuan dalam Islam
Mulai abad pertengahan merupakan abad gemilang bagi umat Islam. Abad inilah daerah-daerah Islam meluas di barat melalui Afrika Utara sampai Spanyol, di Timur Melalui Persia sampai India.
Daerah-daerah ini kepada kekuasaan kholifah yang pada mulanya berkedudukan di Madinah, kemudian di Damaskus, dan terakhir di Bagdad. Di abad ini lahir para pemikir dan ulama besar seperti ;Maliki, Syafi’i, Hanafi, dan Hambali.
Dengan lahirnya pemikiran para ulama besar itu, maka ilmu pengetahuan lahir dan berkembang dengan pesat sampai ke puncaknya, baik dalam bidang agama, non agama maupun dalam bidang kebudayaan lainnya.
Memasuki benua Eropa melalui Spanyol dan Sisilia, dan inilah yang menjadi dasar dari ilmu pengetahuan yang menguasai alam pikiran orang barat (Eropa) pada abad selanjutnya. Di pandang dari segi sejarah kebudayaan, maka maka tugas memelihara dan menyebarkan ilmu pengetahuan itu tidaklah kecil nilainya dibanding dengan mencipta ilmu pengetahuan.

Di antara yang mendorong timbulnya pembaharuan dan kebangkitan Islam adalah:

Pertama, paham tauhid yang dianut kaum muslimin telah bercampur dengan kebiasaan-kebiasaan yang dipengaruhi oleh tarekat-tarekat, pemujaan terhadap orang-orang yang suci dan hal lain yang membawa kepada kekufuran.

Kedua, sifat jumud membuat umat Islam berhenti berfikir dan berusaha, umat Islam maju di zaman klasik karena mereka mementingkan ilmu pengetahuan, oleh karena itu selama umat Islam masih bersifat jumud dan tidak mau berfikir untuk berijtihad, tidak mungkin mengalami kemajuan, untuk itu perlu adanya pembaharuan yang berusaha memberantas kejumudan.

Ketiga, umat Islam selalu berpecah belah, maka umat Islam tidaklah akan mengalami kemajuan. Umat Islam maju karena adanya persatuan dan kesatuan, karena adanya persaudaran yang diikat oleh tali ajaran Islam. Maka untuk mempersatukan kembali umat Islam bangkitlah suatu gerakan pembaharuan.

Keempat, hasil dari kontak yang terjadi antara dunia Islam dengan Barat. Dengan adanya kontak ini umat Islam sadar bahwa mereka mengalami kemunduran dibandingkan dengan Barat,


C. Landasan Bagi Pembaharuan Islam
Di antara landasan dasar yang dapat dijadikan pijakan bagi upaya pembaruan Islam adalah landasan teologis, landasan normatif dan landasan historis.
• Landasan Teologis
Menurut Achmad Jainuri dikatakan bahwa ide tajdid berakar pada warisan pengalaman sejarah kaum muslimin. Warisan tersebut adalah landasan teologis yang mendorong munculnya berbagai gerakan tajdid (pembaruan Islam).
• Landasan Normatif
Landasan normatif yang dimaksud dalam kajian ini adalah landasan yang diperoleh dari teks-teks nash, baik al-Qur’an maupun al-Hadis.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar Rad : 11)
• Landasan Historis
Sebagai pijakan bagi kontinuitas gerakan pembaruan Islam kini dan yang akan datang.

D. Tujuan Pembaruan dalam Islam
Tujuan pokok dari pembaruan Islam adalah:

• Pertama, purifikasi ajaran Islam
• Kedua, menjawab tantangan jaman
Untuk mewujudkan kedua tujuan di atas, maka ijtihad dapat dipandang sebagai metode pokok untuk berjalannya gerakan pembaruan Islam (tajdid).

E. Ruang Lingkup Pembaharuan Dalam Dunia Islam
1. Dibidang aqidah dan ibadah, pembaharuan di maksudkan untuk memurnikan ajaran islam dari unsur-unsur asing dan kembali kepada ajaran yang murni dan utuh, sehingga iman menjadi suci karena terus diperbaharui. Ini sesuai dengan hadis Nabi :
Dari Abu Hurairah, bahwasannya Nabi Saw bersabda, Tuhanmu berfirman : “Jaddidu manakum”, perbaharuilah imanmu”(Hadist riwayat Ahmad).
2. Di bidang muamalah duniawiyah, pembaharuan dimaksudkan sebagai upaya modernisasi atau pengembangan dalam aspek social, ekonomi, politik, pendidikan, budaya dan lain-lain sepanjang tidak bertentangan dengan dan di bawah panduan Al-Qur’an dan Hadis. Di sini umat islam bebas melakukan kreasi, inovasi, dan reformasi kehidupan masyarakat muslim dengan berbagai metode dan pendekatan.

F. Tokoh-Tokoh Pembaharu dan Ide-Ide Pembaharuannya
1. Ibnu Taimiyah (1263-1328)
Nama lengkapnya Taqiyuddin Abu Abbas Ahmad, lahir di Harran, turki pada 22 Januari 1263, dan meninggal pada 27 September 1328.
Adapun beberapa upaya pembaharuannya antara lain sebagai berikut.
Pertama, sebagian besar aktivitasnya diarahkan untuk memurnikan paham tauhid. Ia menentang segala bentuk bid’ah, takhyul dan khurafat. Menurutnya, aqidah tauhid yang benar adalah aqidah salaf aqidah yang bersumber dari teks al-Qur’an dan hadis, bukan diambil dari dalil-dalil rasional dan filosofis.
Kedua, ia menyampaikan seruan agar umat islam menghidupkan ruh kembali menggali ajaran-ajaran al-Qur’an dan hadis.
Ketiga, menentang taklid. Taklid adalah sikap yang membuat umat islam mundur, sebab taklid berarti menutup pintu ijtihad, membuat otak menjadi beku.
Keempat, di dalam berijtihad tidak terikat mazhab atau imam.
Kelima, dalam bidang hukum Islam Ibnu Taimiyah menawarkan suatu metode baru yaitu mempertimbangkan aspek-aspek hikmah dalam keputusan/ penerapan hukum Islam.

2. Muhammad Ibn Abdul Wahhab (1730-1791)
Nama lengkapnya Muhammad Abn Abdul Wahhab Ibn Sulayman Ibn Ali Ibn Muhammad Ibn Ahmad Ibn Rashid Al-Tamimi. Lahir di Uyaynah pada 1730 M/1115 H. Inti gerakan pembaharuannya sebagai berikut :
Pertama, pembaharuan islam yang paling utama disandarkan pada persoalan tauhid.
Kedua, Wahhab sangat tidak setuju dengan pendukung tawassul.
Ketiga, sumber-sumber syari’ah islam adalah al-Qur’an dan sunnah.
Keempat, pentingnya Negara dalam memberlakukan secara paksa syari’ah dalam masyarakat.

3. Jamaluddin al-Afghani (1838/1839-1897)
Gagasan pembaharuannya meliputi :
Pertama, dari sudut pandangan islam tradisional Jamaluddin mengemukakan pentingnya kepercayaan pada akal dan hukum alam, yang tidak bertentangan dengan kepercayaan pada Tuhan.
Kedua, ia berhasil mendukung kebangkitan nasionalisme di Mesir dan India.
Ketiga, Jamaluddin menyatakan ide tentang persamaan antara pria dan wanita dalam beberapa hal.

4. Muhammad Abduh (1848-1905)
Muhammad Abduh lahir pada 1848-1905 M di sebuah desa propinsi Gharbiyyah, Mesir. Ada tiga pranata yang menjadi sasaran pembaharuannya, yaitu pendidikan, hukum, dan wakaf.
Pertama, pembaharuan di bidang pendidikan dipusatkan di al-azhar
Kedua, pembaharuan di bidang hukum. Usahanya adalah memperbaiki kesalahan pandangan masyarakat. Bahkan pandangan para mufti sendiri tentang kedudukan mereka sebagai hakim.
Ketiga, ia membentuk majelis administrasi wakaf dan ia duduk sebagai anggota . Ia berhasil memasukkan perbaikan masjid sebagai salah satu sasaran rutin penggunaan dana wakaf.


G. Gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia
Gerakan pembaharuan di Indonesia mulai tumbuh pada awal abad ke 20. Organisasi pembaharuan pertama yang didirikkan adalah Jamiatul Khair pada 15 juli 1905. Kegiatan yang menjadi perhatian organisasi ini meliputi dua bidang yaitu pendirian dan pembinaan sekolah pada tingkat dasar dan pengiriman anak-anak muda ke turki untuk melanjutkan study.
Selanjutnya yaitu organisasi islam al-irsyad yang berjasa dalam mendirikkan banyak lembaga sekolah dari tinggkat dasar hingga sekolah guru. Ia juga menerbitkan buku-buku dan pamflet-pamflet.
Organisasi sosial Islam yang terpenting dan terbesar awal abad 20 hingga sekarang adalah Muhammadiyah yang didirikkan oleh K.H. Ahmad Dahlan tanggal 18 Nopember 1912 atau 8 Dzulhijjah 1330.
. Muhammadiyah adalah gerakan dakwah islam yang dari semula gigih menentang praktek-praktek ke agamaan muslim yang menyimpang dari ajaran islam yang murni dan utuh, sesuai dengan Firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat 105, yaitu:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(QS.Ali Imran : 105)
Oleh karena itu seluruh bentuk bid’ah takhayul dan khurafat, baik dalam bidang aqidah maupun ibadah di berantas oleh Muhammadiyah.
Sebagai gerakan yang berlandaskan agama, maka ide pembaharuan muhammadiyah di tekankan pada usaha untuk memurnikan Islam dari pengaruh tradisi dan kepercayaan lokal yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Upaya pembaharuan yang dilakukan antara lain Muhammadiyah gigih mempertahankan pendapat bahwa pintu ijtihad masih tetap terbuka, di bidang sosial muhammadiyah mempelopori pendayagunaan modal yang ada yang berasal dari zakat, infaq dan sedekah kedalam bentuk amal usaha seperti rumah sakit, panti asuhan, dan beberapa lembaga sosial yang lain.
Di bidang pendidikan muhammadiyah mendirikkan sekolah-sekolah mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak atau Aisyiyah Bustanul Athfal, SD atau Madrasah, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Sistem pendidikan yang diperkenalkan oleh Muhammadiyah adalah suatu bentuk pembaharuan yang memadukan antara unsur lama yaitu Islam sebagai dasar pembaharuan dengan unsur baru yaitu metodologi yang diambil dari sistem pendidikan modern.
Pada intinya gerakan pembaharuan yang dilakukan Muhammadiyah yakni memperbaharui cara pandang atau paham tentang Islam guna menjawab persoalan-persoalan yang bersifat kekinian.










BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Pembaharuan Islam adalah upaya untuk menyesuiakan paham keagamaan Islam dengan perkembangan dan yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan terknologi Modern. Dengan demikian pembaharuan dalam Islam ukan berarti mengubah, mengurangi atau menambahi teks Al-Quran maupun Hadits, melainkan hanya menyesuaikan paham atas keduanya.
Adapun yang mendorong timbulnya pembaharuan dan kebangkitan Islam adalah:
Pertama, paham tauhid yang dianut kaum muslimin telah bercampur dengan kebiasaan-kebiasaan yang dipengaruhi oleh tarekat-tarekat, pemujaan terhadap orang-orang yang suci dan hal lain yang membawa kepada kekufuran.
Kedua, sifat jumud membuat umat Islam berhenti berfikir dan berusaha, umat Islam maju di zaman klasik karena mereka mementingkan ilmu pengetahuan, oleh karena itu selama umat Islam masih bersifat jumud dan tidak mau berfikir untuk berijtihad, tidak mungkin mengalami kemajuan, untuk itu perlu adanya pembaharuan yang berusaha memberantas kejumudan.
Ketiga, umat Islam selalu berpecah belah, maka umat Islam tidaklah akan mengalami kemajuan.
Keempat, hasil dari kontak yang terjadi antara dunia Islam dengan Barat.

Adapun tujuan dari pembaharuan dalam dunia Islam yaitu :
a. Mengembalikan ajaran Islam kepada unsur aslinya, dengan bersumberkan Al-Qur’an dan Hadist, dan membuang segala bid’ah, khurafat, tahayul dan mistik.
b. Menyatakan dan membuka kembali pintu ijtihad.

B. Saran
Adapaun saran yang dapat kami sampaikan kepada pembaca melalui makalah ini yaitu. sebagai berikut:
Pertama, pembaruan Islam (tajdid) merupakan suatu keharusan karena ajaran Islam yang rahmah li al’alamin serta sebagai agama “pamungkas” menuntut adanya upaya rasionalisasi dan konteks-tualisasi sesuai dengan semangat jaman. Hal itu karena pada hakikatnya pembaruan Islam merupakan ikhtiar melakukan rasionalisasi dan kontekstualisasi ajaran Islam dalam segala ranah kehidupan.
Kedua, keharusan bagi upaya tajdid setidaknya memiliki tiga landasan dasar yaitu landasan teologis, landasan normatif, dan landasan historis. Artinya bahwa gerakan tajdid dilaksanakan dengan dasar dan pijakan yang kuat.
Ketiga, agar tajdid dalam Islam dapat terimplementasikan dan teraktualisasikan, maka ijtihad harus dijalankan karena tajdid dan ijtihad hakikatnya merupakan dua hal yang saling terkait















DAFTAR PUSTAKA

Asmuni, Yusran. 1998. Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Dr. Murodi,MA, 2004, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang : Pt Karya Toha Putra.
Dr. Umar Sulaiman Al Asyqar,. 2002. Umat Islam Menyongsong Peradaban Baru, Penerbit AMZAH
Drs. Mahsyar Idris,M,Ag,. 2007. Studi Tentang Muhammadiyah, Parepare : Lembaga Penerbitan Universitas Muhammadiyah Parepare.
Mulkhan, Abdul Munir. 1995. Teologi dan Demokrasi Modernitas Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mundzirin Yusuf, dkk. 2006. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, Yogyakarta: Penerbit Pustaka.
Nasution, Harun. 2003. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang.
Nata, Abuddin. 2008. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suharsono, dkk, 1999. Pola Transformasi Islam, Jakarta : Inisiasi Press,.
http://muhtarom84.blogspot.com/2009/10/pengertian-dan-latar-belakang.html
http///ww.google.com. Gunawan’s Site, Gerakan Pembaharuan Islam
http://yayang08.wordpress.com/2009/02/17/al-islam-dan-kemuhammadiyahan/

1 komentar: